Efatax - Presiden Filipina Rodrigo Duterte melontarkan pernyataan yang menyebut intervensi AS menjadi penyebab konflik berdarah di Irak dan Timur Tengah.
Dalam pidatonya itu Duterte menegaskan kebijakan AS di Timur Tengah yang menjadi penyebab utama berbagai serangan maut di negeri itu.
Bukan Timur Tengah yang mengekspor terorisme ke AS, tetapi AS yang mengimpor teorisme ujar Duterte.
AS memaksakan kehendaknya di Irak. Lihat Seperti apa Irak sekarang, lihat seperti apel India sekarang. Lihat apa yang terjadi terhadap Suriah, " ungkap Duterte dihadapan komunitas muslim kota Davao."
Orang-orang, termasuk anak-anak sedang dimusnahkan disana tambah Dutarte.
Dutarte lalu menyampaikan Keuntungan yang diperoleh jika menjadi hubungan baik dengan China, termasuk tawaran Cina yang akan mendanai pembangunan rel kereta api di Filipina.
Di masa pemerintahan Benigno Aquino, hubungan Filipina dan China sangat buruk terkait masalah di Laut Cina Selatan.
Disisi lain aku ini meningkatkan hubungan negara itu dengan Amerika Serikat.
Meski mengkritik Amerika Serikat sejauh ini belum terlihat indikasi bahwa pemerintahan itu pasti akan melonggarkan hubungan baik Filipina dengan Amerika Serikat salah satunya adalah fakta pertahanan yang ditandatangani kedua negara pada 2014.
Fakta ini mengijinkan Amerika Serikat secara temporer menempatkan pasukannya yang Membangun fasilitas operasi di kamp - Kamp militer Filipina.
Pakta Pertahanan Filipina dan Amerika Serikat ini sangat dikecam Cina.
Di dalam negeri, Duterte memberi posisi dua jabatan menteri untuk tokoh komunis dalam upayanya menghentikan pemberontakan kelompok komunis ini.
Pidato Duterte di Davao ini difokuskan terkait rencananya membuka pembicaraan damai dengan dia kelompok terbesar pemberontak muslim di Mindanao.
Rencana Duterte termasuk mengubah Filipina menjadi negara federal sehingga memberikan peluang bagi daerah-daerah miskin seperti Mindanau untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan ekonomi.
Duterte bahkan sudah meminta agar umat muslim Filipina mendukung upaya tersebut." Sebagai sebuah bangsa, kita harus duduk bersama. Mengapa kita harus saling membunuh?" Sebut Duterte.
Khusus soal kelompok Abu Sayyaf yang gemar penculik warga asing untuk ditukar uang tebusan, duterte belum menjelaskan dengan rinci rencananya mengatasi masalah ini.
Duterte hanya pernah memberikan peringatan agar Abu sayyaf menghentikan aksi penculikannya atau menerima konsekuensinya.
Sementara mantan Wakil perdana menteri Inggris contoh John prescott mengakui bahwa invasi Irak oleh tentara mereka tahun 2003 merupakan pelanggaran hukum internasional.
Prescott mengecam PM Inggris saat itu Tony Blair, yang hanya manut pada presiden Amerika Serikat George W bush.
Seperti diberitakan reuters, Sabtu 9/7, komentar Prascott ini disampaikan menyusul hasil penyelidikan selama 7 tahun yang menunjukkan bahwa seluruh pembenaran, perencanaan dan penanganan perang Irak oleh Blair penuh kesalahan.
BIair dan Bush saat itu mengatakan invansi dilakukan demi mencegah Ambisi Saddam Hussein mengembangkan senjata pemusnah massal dan menghancurkan pemerintahannya yang Pro teroris.
Usai invansi tersebut, tidak ditemukan sama sekali senjata pemusnah massal di Irak. Sebelumnya, Amerika Serikat juga menginvansi Afghanistan, menyusul serangan 9/11.
8 bulan sebelum invansi 2003, Blair mengatakan kepada Bush" saya bersama anda apapun itu". Menurut hasil penyelidikan, Blair mengirim 45.000 tentara Inggris ke pertempuran tanpa sama sekali melalui opsi perdamaian terlebih dahulu.
Prescott dalam tulisannya di koran Sunda Mirror, mengatakan saat ini dia mengubah pandangannya soal legalitas perang tersebut.
Dia juga mengkritik Blair karena mencegah menteri-menterinya mendiskusikan sebelumnya Apakah perang itu layak dilakukan.
Tahun 2004 Sekretaris Jenderal PBB Kofi annan mengatakan karena perubahan rezim sebagai tujuan utama perang Irak, maka tindakan itu ilegal.
Dengan kesedihan dan kemarahan besar saya sekarang percaya dia benar kata prescott.
Saya kini hidup dengan ikut menanggung beban membuat keputusan berperang dan konsekuensinya yang membuat malapetaka kata prescott.
Banyak warga Inggris ingin BIair diadili secara kriminal akibat tindakannya tersebut. Perang Irak telah menewaskan 179 tentara Inggris dan lebih dari 150.000 warga sipil Irak selama 6 tahun.
Belum ada tanggapan untuk "Presiden Filipina Mengatakan Pemicu Terjadinya Terorisme"
Post a Comment